BATUBARA — Keberhasilan program kedaulatan pangan merupakan syarat penting bagi negara untuk mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045. Petani menjadi sektor penting dan pondasi keberhasilan tersebut. Persoalannya adalah masih minimnya literasi petani terhadap erbagai informasi pengetahuan dalam meningkatkan hasil panen yang massal dan berkualitas.
Demikian disampaikan oleh Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan Purjianto pada sambutan pembukaan Focus Group Discation (FGD) peluncuran kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bertajuk “Revitalisasi Pustaka Agro Estate: Gerbang Menuju Transformasi Literasi Indonesia Emas Tahun 2045”, pada Senin (1/09/2025) di Aula Desa Laut Tador Kabupaten Batubara.
“Sebagai institusi pendidikan yang fokus pada ilmu-ilmu pertanian dan perkebunan maka sudah menjadi kewajiban para akademisi ITSI dalam menjalankan tridarma pendidikan dengan memperkaya literasi petani sehingga kualitas dalam bertani meningkat, itulah maksud utama peluncuran Pustaka Agro Estate ini”, ungkap Purjianto.
Kegiatan pengabdian yang diketuai oleh Friska Anggraini Barus, pembiyaan turut disponsori oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi pada tahun pendanaan 2025 pada Program Pengabdian kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.
Program untuk memperkuat ekosistem literasi di lingkungan agro estate dan komunitas petani ini melibatkan tim pelaksana dosen Febriana Roosmawati dan Hasanal Fachri Satia Simbolon, serta mahasiswa ITSI diantaranya Didik Arfansyah, Rahman Hadi, dan Rara Shinta dan terus didampingi oleh Ketua LP2M ITSI, Sri Wahyuna Saragih
Acara peluncuran peluncuran Pustaka Agro Estate juga dihadiri oleh sejumlah akademisi ITSI antara lain Marzuti Isra, Maisarah, Ratu Mutiara Siregar, Hari Gunawan.
“Tujuan kami adalah menciptakan pusat sumber belajar yang hidup — yang tidak hanya menyediakan buku tetapi juga menjadi ruang literasi digital, diskusi komunitas, dan pusat pemberdayaan keterampilan membaca bagi keluarga petani,” ujar Friska dalam sambutannya sebagai ketua kegiatan.
Perkuat Budaya Literasi
Friska menambahkan bahwa program ini selaras dengan target nasional untuk memperkuat budaya literasi menuju Indonesia Emas 2045.
Kehadiran program ini juga mendapat sambutan hangat dari tokoh lokal. Ketua Gapoktan Tani Mandiri Ruslan Sinaga, mengatakan bahwa inisiatif revitalisasi pustaka sangat strategis bagi masyarakat tani di Desa Laut Tador.
“Kami menyambut baik langkah ITSI dan dukungan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pustaka yang hidup akan menjadi sumber pengetahuan praktis bagi petani, dari teknik pengelolaan sawit yang lebih efisien, pengendalian hayati, hingga manajemen usaha tani dan akses pasar. Anak-anak dan pemuda di desa pun akan terbuka cakrawala ilmunya; ini bukan hanya soal membaca, tetapi soal meningkatkan kesejahteraan keluarga petani melalui pengetahuan. Kami siap berkontribusi sebagai mitra lapangan dan menyediakan ruang serta relawan untuk memastikan pustaka ini benar-benar hidup dan bermanfaat,” ujar Ruslan, seraya menekankan pentingnya kesinambungan program melalui keterlibatan aktif petani dan kader lokal.
Rangkaian kegiatan pengabdian meliputi inventarisasi dan perbaikan fasilitas perpustakaan agro estate, penambahan koleksi berbasis kebutuhan lokal (pertanian, teknologi pengolahan, kewirausahaan), pelatihan literasi kultur teknis kelapa sawit bagi para petani sawit serta program klub baca keluarga.
Selain itu, tim juga akan mengembangkan modul pembelajaran ringan dan platform digital sederhana untuk mendukung akses bahan bacaan secara lebih luas.
“Kampus punya tanggung jawab sosial untuk menyalurkan ilmu dan sumber daya kepada masyarakat. Revitalisasi pustaka ini menjadi model intervensi literasi berbasis komunitas yang bisa direplikasi di wilayah lain,” ujar Sri Wahyuna Saragih, Ketua LP2M ITSI,
Kegiatan ini merupakan contoh nyata bagaimana pendanaan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dapat dimanfaatkan untuk inovasi pengabdian yang terukur dan bermuara pada tujuan pembangunan sumber daya manusia jangka panjang.
Keberhasilan program ini diharapkan menjadi langkah konkrit menuju visi literasi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (red)